BAB 10 INVESTASI FASHION/MODE

google.com


10.1  Ruang Lingkup Investasi Fashion/Mode
Sub-sektor fashion atau mode adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian,desain alas kaki,desain aksesoris,mode lainnya,produksi mode dan aksesoris,konsultasi lini produk mode,serta distribusi produk mode. Produsen produksi mode memiliki empat model bisnis; Produksi massal(mass production),distro, pakaian jadi untuk kelas menengah atas(ready to wear deluxe),busana untuk kelas menengah atas atau adibusana(deluxe).

Industri mode mengenal adanya 4 rantai kegiatan, sebagai berikut:
1.      Rantai kreasi
2.      Rantai produksi
3.      Rantai komersialisasi
4.      Rantai distribusi
Ø  Rantai kreasi menghasilkan ide kreasi, yang kemudian dituangkan menjadi rencana produk mode(pola dan gambar), sumber ide kreasi yang saat ini banyak digunakan adalah mengikuti tren dunia,citra terkenal, dan preferensi konsumen.
Ø  Pada rantai produksi, dukungan industri bahan baku sangat penting untuk keberlanjutan dan kualitas produksi. Industri pendukung utama adalah: industri kancing,zat warna,industri serat,industri tenun,dan industri konveksi(bordir dan jahit). Aktivitas utama pada rantai produksi adalah penyablonan,bordir,jahit,dan finishing.
Ø  Rantai komersialisasi meliputi kegiatan pameran,show,festivalbrosur, dan media di dalam maupun di luar negeri. Mekanisme tersebut bisa dilakukan atas prakarsa pengusaha sendiri atau fasilitasi dari asosiasi dan pemerintah.
Ø  Di rantai distribusi,jasa perdagangan produk mode dilakukan oleh galeri,toko,pasar modern, dan tradisional,distro,factory outlet,kulakan dan grosir. Model bisnis eksklusif atau made to order belum terlalu membutuhkan channel distribusi karena inventori tidak terjadi.
Lembaga dan organisasi yang terkait dengan industri mode antara lain:
o   Asosiasi perancang, asosiasi pertekstilan, asosiasi sepatu, dan asosiasi penyamak kulit.
o   Balai-balai industri, balai penelitian bahan baku, dan teknologi produksi.
o   Pemerintah dalam hal regulasi dan komersialisasi.
o   Lembaga pendidikan dan pelatihan.
o   Pengatur acara(event organizer) : pertunjukan,festival,pameran.

10.2  Keunggulan dan Kelemahan Industri Mode Nasional
Keunggulan :
a.      Indonesia memiliki banyak perancang mode yang bermutu dan dikenal di dalam negeri maupun di dunia mode internasional.
b.      Jumlah pekerja produksi di industri mode nasional terbilang banyak.
c.      Transfer pengetahuan dan keterampilan di bidang produksi tergolong mudah.
d.      Indonesia memiliki perancang aksesoris mode berkualitas internasional.
e.      Daya saing kuat mode nasional. Khususnya untuk mode distro sangat kuat.
f.       Potensi pasar produk mode di dalam negeri dan luar negeri masih terbuka luas.
g.      Jalur distribusi produk mode di dalam negeri makin bertambah banyak.
h.      Potensi pasar ekspor produk mode nasional tergolong baik. Indoneisa adalah pemasok keempat terbesar di Amerika Serikat setelah Cina, Meksiko, India.
i.       Indonesia termasuk pemasok TPT kesepuluh terbesar di Eropa.
j.       Indonesia termasuk pemasok kain dan benang ketiga terbesar di Jepang.

Kelemahan:
a.      Jumlah perancang pakaian,tas,sepatu,dan aksesoris masih terbilang sedikit.
b.      Lembaga pendidikan perancang mode masih sedikit dan terpusat di Jakarta.
c.      Kualitas pekerja produksi di daerah masih ada yang bermasalah,kecuali di daerah pusat mode seperti Bandug dan sekitarnya.
d.      Produktivitas masih rendah, khususnya pada model produksi massal.
e.      Produsen lokal sekelas industri rumahan(home industry) masih bemental pekerja,belum bermental pengusaha/wirausaha.
f.       Pasar mode di Indonesia masih banyak di kuasai asing(70%),terutama untuk produk bagi kalangan menengah ke atas yang mengusung brand ternama.
g.      Pasar mode di Indonesia untuk produk bagi kalangan menengah ke bawah mulai banyak di gempur produk impor dari Cina yang gharganya lebih murah.
h.      Desain mode bemuatan lokal masih kurang tergali. Para perancang nasional lebih banyak mengikuti tren mode dari luar negeri.
i.       Daya tawar produsen mode lokal terhadap distributor dan toko masih lemah. Banyak distributor,toko,dan supermarket yang meminta diskon besar dan syarat penjualan konsinyasi sehingga risiko barang tidak laku ditanggung produsen.
j.       Daya tawar pemasok bahan baku masih tinggi akibat kelangkaan,sehingga hal ini bisa menyulitkan pihak produsen karena biaya produksi bisa meningkat.
k.      Banyak masalah ketenagakerjaan nasional yang belum diselesaikan. Regulasi tenaga kerja banyak yang mengganggu perkembangan industri mode.
l.       Masih banyak impor produk ilegal, terutama dari Cina.




Komentar

Postingan Populer