BAB 11 INVESTASI FILM-VIDEO-FOTOGRAFI

google.com


11.1 Ruang Lingkup Investasi Film, Video, dan Fotografi
Sub-sektor film,video dan fotografi adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan proses kreasi, produksi,serta distribusi rekaman video,film,dan hasil fotografi termasuk didalamnya penulisan skrip,dubbing film,sinematografi,sinetron,dan eksibisi film.
Industri film,video, dan fotografi terdiri dari 2 jenis industri utama:
1.      Industri produksi film yang meliputi rumah-rumah produksi(production house)
2.      Industri distribusi film yang meliputi bioskop,televisi,layar independen,atau melalui kepingan VCD,DVD,atau medium lainnya.
Kegiatan usaha di rumah produksi meliputi proses kreasi,proses produksi,dan proses komersialisasi. Aktivitas utama proses kreasi meliputi: penulisan skenario,perencanaan produksi film(biaya,waktu,lokasi,organisasi dan pemeran). Aktivitas utama pada rantai produksi adalah proses syuting di lapangan dan akivitas post-production di laboratorium. Sedangkan aktivitas utama komersialisasi adalah promosi/publikasi film. Metode utama publikasi adalah membuat suatu desain dan resume  film agar menarik bagi calon penonton.

11.2 Keunggulan dan Kelemahan Industri Film Nasional
Keunggulan:
a.      Jumlah produser film nasional cukup banyak, sekitar 120 orang.
b.      Jumlah sutradara nasional nasional cukup banyak, dan beberapa di antaranya suddah berkualitas tinggi karena pernah memenangkan penghargaan di luar negeri.
c.      Jumlah pekrja film animasi cukup banyak, bahkan beberapa di antaranya sudah dipercaya membantu produksi film animsi di Amerika Serikat.
d.      Daya saing film nasional di luar negeri mulai meningkat, terutama untuk film berjenis horor dan film laga.
e.      Film nasional mulai banyak yang mendapatkan penghargaan internasional.
f.       Teknologi pemrosesan dan pembuatan master film sudah tersedia di Indonesia.
g.      Teknologi penggandaan copy film sudah tersedia di Indonesia.
h.      Produksi film televisi dan sinetron sangat marak di Indonesia guna memenuhi permintaan stasiun televisi nasional yang jumlah nya sangat banyak.

Kelemahan:
a.      Jumlah penulis skenario yang baik masih tergolong sedikit.
b.      Jumlah sekolah film hanya satu, yaitu IKJ, sehingga kita kekurangan insan kreatif dalam bidang perfilman.
c.      Belum ada standar profesi bagi kru film dan televisi.
d.      Rendahnya apresiasi masyarakat indonesia terhadap film berkualitas.
e.      Kendala biaya bagi produser film dalam negeri.
f.       Daya saing bioskop menengah ke bawah lebih lemah dibandingkan televisi dan VCD/DVD(substitusi distribusi).
g.      Hambatan permodalan cukup besar untuk menjadi produsen film pemula dan mendirikan gedung bioskop di luar jaringan bioskop di luar jaringan bioskop yang sudah mapan.
h.      Kecanggihan teknologi produser film dalam negeri yang masih kalah jauh dibandingkan produser film luar negeri.
i.       Masih perlu perbaikan terhadap pelayanan perizinan,pajak,fiskal,regulasi impor agar mendukung kemajuan industri film nasional.
j.       Pembajakan film masih marak terjadi di Indonesia.
k.      Peredaran/distribusi film tidak merata,masih terkonsentrasi di Jabodetabek.
l.       Impor film asing, khususnya dari Hollywood,masih mendominasi.
m.    Jaringan bioskop nasional masih terkesan didominasi satu kelompok usaha.
n.      Ketentuan UU 8/1992 tentang perfilman banyak yang sudah tidak relevan.




Komentar

Postingan Populer